Antidot

23 January 2012

All the versions of this article:
English français Indonesia

Kesenian J-Philippe adalah sebuah antidot terhadap kesenian kontemporer.

Resiko seorang kritikus seni adalah resiko yang mirip resiko sutradara film yang terinspirasi pada novel: menghasilkan sesuatu yang jauh dari aslinya.


Kebanyakan kritikus seni mencoba mengerti dan menginterpretasi ‘apa’ yang membuat kesenian kontemporer titak terlihat lagi sebagai kreasi yang kontemporer juga. Dalam banyak hal, merekalah yang menyeliti dan wajib menulis tengan hasil kesenian tersebut.


’Kotak barat’ di mana para seniman dan kritikus telah terjerumus mendorong mereka memikirkan kesenian yang pada umumnya melawan totalitarism politik, walaupum mutu pada kesenian tersebut tidak begitu pantas untuk dibicarakan.


Oleh sebab itu, sebagian besar seniman meninggalkan kemanpuan mengekspresikan realitas spiritual pada budaya mereka sendiri, sedangkan itulah ciri khas eksprisi seni pada masa-masa sebelumnya.


Bagi saya, seninya J-Philippe adalah sebuah antidot terhadap antusiasme frenitk yang terjadi seketika terhadap kesenian kontemporer dimana harganya yang melambung dan sering berlebihan menarik perhatian walaupun mutunya masih sedang-sedang saja.


Semua lukisan pada pameran ini diframe secara khusus oleh J-Philippe sendiri, memakai figura kayu yang berukir. Di sinilah J-Philippe memperlihatkan kemampuannya memperpadukan kerumitan dan kesederhanaan dan menemukan keseimbangan dengan pengertian yang mendalam tehadap hakekat manusia: cinta, hasrat, empati pada yang lemah.


Tantangan pada seoran seniman adalah menemukan jalannya sendiri pada juataan bahkan miliaran jalan lain.


Siapa saja membutuhkan seseorang sebagai contoh. Semua orang dapat terinspirasi pada orang lain. Tetapi akhirnya, setiap orang menemukan jalan tersendiri. Di sinilalah J-Philippe sudah dapat jalannya sendiri yang unik.


Daniel Komala


Chairman One East Asia

Our conversation

© Copyright・ 日ごとの福音・一般社団法人 ・2017~2021